Hanya sesaat setelah aku mencium kening kalian anak-anakku, pun ciuman lembut istri ditanganku masih lekat berbekas, secepat itu pula perasaan sunyi sepi menyusup disetiap aliran darahku.
Begitu lemahnya aku tanpa kalian …..
Suara penolakan Rey yang begitu menjengkelkan apabila aku suruh sholat, belajar, bangun pagi dsb, tiba-tiba membuatku sangat merindukannya. Oh ya, kamu memang paling malas belajar Rey, tapi nilaimu tidak pernah mengecewakan ayahmu.
Teriakan-teriakan dan tangisan Kenzie yang hampir setiap hari menggaung memenuhi sudut bahkan sampai keluar rumah, entah karena permintaannya tidak dituruti ataupun karena berantem sama kakaknya, serasa berubah menjadi nyanyian merdu yang selalu kudambakan, apalagi celetukan lucumu …
Lana …. Gadisku yang mungil, manis,dan cantik …. , kamu sama sekali tidak pernah sekalipun membuatku marah ataupun jengkel anakku … mimik mukamu, tingkah lucumu, celotehanmu bahkan cakaranmu yang sering mendarat dimukaku selalu kunantikan ….
Terima kasih istriku … atas perhatian dan kasih sayang yang selalu engkau berikan untukku dan anak-anak kita ……
Kepergian kalian selama dua minggu kedepan akan menjadi sebuah penantian yang terasa begitu panjang ……..
Jaga diri kalian baik-baik dan selalu berdoa mohon keselamatan, kesehatan dan kebahagiaan ……..
Depok, 20 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar