MAKAN CUMI PAKAI KENTANG
BULAN SUCI AKAN DATANG
MINUM KOPI CAMPUR KETAN
MOHON KAMI DIMAAFKAN
KAMI SEGENAP KRU "KHANSA"
DENGAN SEGALA KERENDAHAN HATI
MENGUCAPKAN
MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN
ATAS SEGALA KESALAHAN
BAIK YANG DISENGAJA ATAUPUN TIDAK DISENGAJA
YANG TELAH LALU MAUPUN YANG SEDANG DIRENCANAKAN (EH ENGGAK DING)
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKAN
SEMOGA KITA TERMASUK GOLONGAN ORANG-ORANG YANG BERTAKWA
Jumat, 29 Agustus 2008
Sabtu, 09 Agustus 2008
Mengapa Banyak Orang Tahu Tapi Tidak Melakukan
Berikut artikel yang sangat menarik dan mengena yang saya baca di blog Pak Rosihan, dengan sumber asli di Rubrik Pernik pada majalah SWA No. 08/XXIV.17-29 April 2008.
Seseorang yang bijak datang ke sebuah desa dan menetap di sana untuk memberikan pencerahan. Ketika ia berceramah, orang-orang desa berduyun-duyun datang memenuhi balai desa untuk mendengarkannya. Ceramahnya sangat menarik dan membuat orang-orang tercerahkan. Karena itu, mereka selalu tak sabar menunggu datangnya minggu-minggu berikutnya. Namun, penduduk kemudian menemukan fakta: orang bijak ini ternyata selalu menyampaikan ceramah yang sama. Mereka pun curiga bahwa orang ini sebenarnya seorang penipu yang hanya mengetahui satu ceramah.
Tak dapat lagi menahan kesabaran, penduduk desa beramai-ramai mendatangi orang bijak ini dan bertanya, “Tak dapatkah Anda menyampaikan ceramah yang lain?” Ditanya demikian, orang bijak hanya tersenyum. “Saya belum melihat Anda melakukan apa yang saya sampaikan dalam ceramah pertama,” katanya. “Jadi, mengapa saya harus membebani Anda dengan hal yang lain?”
Apa yang dikatakan orang bijak tersebut sebetulnya sering kita alami. Banyak di antara kita yang kerap merasa cukup hanya dengan mengetahui sesuatu. Kita membaca banyak buku, mengikuti berbagai diskusi, menghadiri berbagai pelatihan. Namun, perilaku kita tidak juga berubah. Kita tidak melakukan apa-apa. Kebiasaan lama yang tidak efektif masih terus kita jalankan. Ini tentu saja sebuah pemborosan biaya yang tidak sedikit.
Fakta ini sering dilupakan orang : mengetahui tidak akan pernah membawa perubahan. Mengetahui tidak akan mengubah nasib Anda. Yang akan mengubah nasib adalah melakukan! Namun mengapa banyak orang yang tahu, tapi tidak melakukan apa-apa?Ada tiga hal yang menjadi penyebabnya. Pertama, karena mengetahui sering memberikan sensasi hebat. Ketika mengetahui sesuatu, Anda merasa berada di atas kebanyakan orang. Mengetahui menimbulkan kebanggaan tersendiri. Inilah yang sering disebut sebagai “Ilusi Pengetahuan”. Ilusi ini berbunyi: kita sudah berubah hanya dengan mengetahui.
Mengetahui memang sering memberikan jebakan tersendiri berupa perasaan aman dan nyaman. Dengan mengetahui kita menjadi lebih percaya diri karena merasa siap menghadapi segala masalah.Bahkan, sekadar mengumpulkan buku yang tak pernah sempat kita baca mampu memunculkan ilusi ini.
Kedua, orang tidak melakukan apa yang mereka ketahui karena mereka tidak memiliki alasan untuk melakukannya. Bukankah ketika kita sehat kita tidak punya alasan yang kuat untuk berolah raga? Bukankah ketika perusahaan sedang naik daun kita merasa tidak perlu melakukan perubahan? Ini disebut “Ilusi Perubahan” yang mengatakan bahwa satu-satunya alasan yang masuk akal untuk perubahan adalah ketika terjadi krisis.
Padahal, perubahan yang terjadi karena krisis pasti terasa menyakitkan, membutuhkan biaya besar, dan sering sudah terlambat. Bukankah alasan terbaik untuk melakukan perubahan adalah buat mempertahankan posisi yang sudah kita nikmati selama ini? Bukankah perubahan mestinya adalah sesuatu yang kita “haruskan” kepada diri kita sendiri, bukannya menunggu hal itu “diharuskan” oleh situasi, keadaan, pelanggan dan pesaing?
Ketiga, orang tidak melakukan apa yang sudah diketahuinya karena tidak mau meninggalkan zona nyamannya. Apa pun yang biasa kita lakukan memang menciptakan gaya gravitasi yang luar biasa. Karena itu, keinginan menerapkan sesuatu yang baru selalu menciptakan medan pertempuran dalam diri kita. Pertempuran ini sering berjalan tidak seimbang karena kebiasaan lama pasti memiliki gaya tarik yang lebih besar. Belum lagi, ada faktor lingkungan yang juga cukup besar pengaruhnya. Maka, tidak aneh bahwa pertarungan ini akan dengan mudah dimenagi kebiasaan-kebiasaan lama kita.
Majalah SWA
Seseorang yang bijak datang ke sebuah desa dan menetap di sana untuk memberikan pencerahan. Ketika ia berceramah, orang-orang desa berduyun-duyun datang memenuhi balai desa untuk mendengarkannya. Ceramahnya sangat menarik dan membuat orang-orang tercerahkan. Karena itu, mereka selalu tak sabar menunggu datangnya minggu-minggu berikutnya. Namun, penduduk kemudian menemukan fakta: orang bijak ini ternyata selalu menyampaikan ceramah yang sama. Mereka pun curiga bahwa orang ini sebenarnya seorang penipu yang hanya mengetahui satu ceramah.
Tak dapat lagi menahan kesabaran, penduduk desa beramai-ramai mendatangi orang bijak ini dan bertanya, “Tak dapatkah Anda menyampaikan ceramah yang lain?” Ditanya demikian, orang bijak hanya tersenyum. “Saya belum melihat Anda melakukan apa yang saya sampaikan dalam ceramah pertama,” katanya. “Jadi, mengapa saya harus membebani Anda dengan hal yang lain?”
Apa yang dikatakan orang bijak tersebut sebetulnya sering kita alami. Banyak di antara kita yang kerap merasa cukup hanya dengan mengetahui sesuatu. Kita membaca banyak buku, mengikuti berbagai diskusi, menghadiri berbagai pelatihan. Namun, perilaku kita tidak juga berubah. Kita tidak melakukan apa-apa. Kebiasaan lama yang tidak efektif masih terus kita jalankan. Ini tentu saja sebuah pemborosan biaya yang tidak sedikit.
Fakta ini sering dilupakan orang : mengetahui tidak akan pernah membawa perubahan. Mengetahui tidak akan mengubah nasib Anda. Yang akan mengubah nasib adalah melakukan! Namun mengapa banyak orang yang tahu, tapi tidak melakukan apa-apa?Ada tiga hal yang menjadi penyebabnya. Pertama, karena mengetahui sering memberikan sensasi hebat. Ketika mengetahui sesuatu, Anda merasa berada di atas kebanyakan orang. Mengetahui menimbulkan kebanggaan tersendiri. Inilah yang sering disebut sebagai “Ilusi Pengetahuan”. Ilusi ini berbunyi: kita sudah berubah hanya dengan mengetahui.
Mengetahui memang sering memberikan jebakan tersendiri berupa perasaan aman dan nyaman. Dengan mengetahui kita menjadi lebih percaya diri karena merasa siap menghadapi segala masalah.Bahkan, sekadar mengumpulkan buku yang tak pernah sempat kita baca mampu memunculkan ilusi ini.
Kedua, orang tidak melakukan apa yang mereka ketahui karena mereka tidak memiliki alasan untuk melakukannya. Bukankah ketika kita sehat kita tidak punya alasan yang kuat untuk berolah raga? Bukankah ketika perusahaan sedang naik daun kita merasa tidak perlu melakukan perubahan? Ini disebut “Ilusi Perubahan” yang mengatakan bahwa satu-satunya alasan yang masuk akal untuk perubahan adalah ketika terjadi krisis.
Padahal, perubahan yang terjadi karena krisis pasti terasa menyakitkan, membutuhkan biaya besar, dan sering sudah terlambat. Bukankah alasan terbaik untuk melakukan perubahan adalah buat mempertahankan posisi yang sudah kita nikmati selama ini? Bukankah perubahan mestinya adalah sesuatu yang kita “haruskan” kepada diri kita sendiri, bukannya menunggu hal itu “diharuskan” oleh situasi, keadaan, pelanggan dan pesaing?
Ketiga, orang tidak melakukan apa yang sudah diketahuinya karena tidak mau meninggalkan zona nyamannya. Apa pun yang biasa kita lakukan memang menciptakan gaya gravitasi yang luar biasa. Karena itu, keinginan menerapkan sesuatu yang baru selalu menciptakan medan pertempuran dalam diri kita. Pertempuran ini sering berjalan tidak seimbang karena kebiasaan lama pasti memiliki gaya tarik yang lebih besar. Belum lagi, ada faktor lingkungan yang juga cukup besar pengaruhnya. Maka, tidak aneh bahwa pertarungan ini akan dengan mudah dimenagi kebiasaan-kebiasaan lama kita.
Majalah SWA
Kamis, 03 Juli 2008
Selasa, 17 Juni 2008
Perkembangan Toko Khansa
Alhamdulillah, Toko Khansa sudah berjalan sekitar tiga minggu. Tahap awal kita memang masih mencoba membaca pasar, dan sudah mulai kelihatan kerudung mana yang termasuk fast moving. Penjualan sendiri perlahan namun pasti mengalami peningkatan. Memang ada kendala pada jumlah stok, berhubung modal terbatas, sehingga banyak pengunjung yang akhirnya tidak jadi closing karena yang dicari sudah habis, atau memang belum tersedia.
Insyaallah, kita akan terus menambah jumlah stok yang ada, dan akan mulai melakukan promosi, tentunya setelah stok barang cukup banyak sehingga para pengunjung yang datang dapat mempunyai lebih banyak pilihan.
Insyaallah, kita akan terus menambah jumlah stok yang ada, dan akan mulai melakukan promosi, tentunya setelah stok barang cukup banyak sehingga para pengunjung yang datang dapat mempunyai lebih banyak pilihan.
Rabu, 28 Mei 2008
Ujian Pertama
Setelah sebelumnya membaca tentang kecurian di blog Pak Ryad (http://ryadkusuma.blogspot.com/2007/09/waspadalah-waspadalah.html). Semalem saya ngingetin lagi karyawan agar lebih waspada.
Dan siang ini kejadian tersebut betul-betul menimpa kios saya. Yah karyawan saya dibuat sedemikian rupa, sehingga sang pencuri berhasil membawa kabur barang dagangan senilai Rp. 1,2 jt an. Saya sendiri masih belum tahu persis kejadiannya, hanya dapat laporan dari istri karena sampai dengan nulis blog ini saya masih di kantor.
Mudah-mudahan ini ujian untuk menjadi besar. Insya Allah kedepan lebih waspada lagi, dan tentunya terpacu ngejar profit buat nutup kehilangan tersebut dan harus lebih. Amin.
Dan siang ini kejadian tersebut betul-betul menimpa kios saya. Yah karyawan saya dibuat sedemikian rupa, sehingga sang pencuri berhasil membawa kabur barang dagangan senilai Rp. 1,2 jt an. Saya sendiri masih belum tahu persis kejadiannya, hanya dapat laporan dari istri karena sampai dengan nulis blog ini saya masih di kantor.
Mudah-mudahan ini ujian untuk menjadi besar. Insya Allah kedepan lebih waspada lagi, dan tentunya terpacu ngejar profit buat nutup kehilangan tersebut dan harus lebih. Amin.
Sabtu, 24 Mei 2008
Aku doa ... in, ya Bunda biar dagangannya laku
Kalimat tersebut, terucap dari bibir mungil kenzie anak terkecil kami yang belum genap berusia 3 tahun. Amin 3X ya anakku, ada rasa haru di hati ini. Ketika itu kami sedang membawa barang-barang untuk mengisi toko kerudung dan busana muslim pertama kami.
Yah sebagaimana warisan pola pikir dari orang tua kami dahulu, bahwa kalau mau kaya dan terhormat yah jadi pegawai. Dan alhamdulillah, dalam perjalanan hidup kami bisa diterima di salah satu BUMN. Walaupun akhirnya istri keluar ketika menikah, karena tidak diperbolehkan di satu kantor. Tapi toh ia kembali menjadi pegawai kantoran.
Menjadi pedagang merupakan, perubahan paradigma yang luar biasa bagi kami. Walaupun kami sejak dahulu meng Amini bahwa di agama kami, dari 10 pintu menjemput rizki 9 diantaranya adalah dari berdagang. Tapi toh kenyamanan sebagai pegawai telah membuai kami (walaupun kenyamanan tersebut adalah semu).
Hingga akhirnya, maindset tersebut berubah ketika bertemu komunitas yang luar biasa (TDA) yang penuh dengan orang-orang yang penuh optimisme dan positive thinking. Bagaimanapun orang yang bisa memberi gaji tentunya akan lebih baik dari orang yang menerima gaji.
Dan ketika, istri melahirkan anak kedua, kami memutuskan agar istri tidak usah bekerja lagi agar lebih fokus mengurus anak. Dan Insya Allah gaji saya masih bisa untuk hidup cukup, walaupun jauh dibilang kaya.
Dan sebagai kesibukan apabila ada waktu longgar istri mencoba berjualan. Tidak mudah memang untuk memulai, tapi kalau tidak dimulai tidak akan pernah ada keberhasilan. Penjualan kerudung dan busana muslim melalui rumah sudah berjalan, dengan hasil yang lumayan. Apalagi yang kami jual dipilih produk yang bagus-bagus.
Sampai akhirnya kami memberanikan diri untuk menyewa sebuah kios mungil, di jalan stasiun depok lama. Dan Insya Allah akan berkembang menjadi besar.
Yah, buat kami ada satu kemenangan sendiri, setidaknya kami ingin lebih memberikan jalan hidup yang lebih berwarna pada anak-anak kami.
Dunia begitu indah nak, ayah bunda tidak akan memaksakan kalian untuk menjadi pegawai, terserah kalian. Yang penting kalian bisa menjemput rizki yang halal, barokah, berlimpah dan bisa bermanfaat bagi orang lain, dan tentunya juga jadi orang yang bertakwa.
"Aku doa ... in ya Bunda biar dagangannya laku", ... kembali terngiang ditelingaku ..... Insya Allah nak. Kalau kalian rajin berdoa tentu bisa, dan doa kalian selalu memberikan energi luar biasa bagi Ayah Bunda untuk memberikan yang terbaik buat kalian.
Wassalam
Thomy
Yah sebagaimana warisan pola pikir dari orang tua kami dahulu, bahwa kalau mau kaya dan terhormat yah jadi pegawai. Dan alhamdulillah, dalam perjalanan hidup kami bisa diterima di salah satu BUMN. Walaupun akhirnya istri keluar ketika menikah, karena tidak diperbolehkan di satu kantor. Tapi toh ia kembali menjadi pegawai kantoran.
Menjadi pedagang merupakan, perubahan paradigma yang luar biasa bagi kami. Walaupun kami sejak dahulu meng Amini bahwa di agama kami, dari 10 pintu menjemput rizki 9 diantaranya adalah dari berdagang. Tapi toh kenyamanan sebagai pegawai telah membuai kami (walaupun kenyamanan tersebut adalah semu).
Hingga akhirnya, maindset tersebut berubah ketika bertemu komunitas yang luar biasa (TDA) yang penuh dengan orang-orang yang penuh optimisme dan positive thinking. Bagaimanapun orang yang bisa memberi gaji tentunya akan lebih baik dari orang yang menerima gaji.
Dan ketika, istri melahirkan anak kedua, kami memutuskan agar istri tidak usah bekerja lagi agar lebih fokus mengurus anak. Dan Insya Allah gaji saya masih bisa untuk hidup cukup, walaupun jauh dibilang kaya.
Dan sebagai kesibukan apabila ada waktu longgar istri mencoba berjualan. Tidak mudah memang untuk memulai, tapi kalau tidak dimulai tidak akan pernah ada keberhasilan. Penjualan kerudung dan busana muslim melalui rumah sudah berjalan, dengan hasil yang lumayan. Apalagi yang kami jual dipilih produk yang bagus-bagus.
Sampai akhirnya kami memberanikan diri untuk menyewa sebuah kios mungil, di jalan stasiun depok lama. Dan Insya Allah akan berkembang menjadi besar.
Yah, buat kami ada satu kemenangan sendiri, setidaknya kami ingin lebih memberikan jalan hidup yang lebih berwarna pada anak-anak kami.
Dunia begitu indah nak, ayah bunda tidak akan memaksakan kalian untuk menjadi pegawai, terserah kalian. Yang penting kalian bisa menjemput rizki yang halal, barokah, berlimpah dan bisa bermanfaat bagi orang lain, dan tentunya juga jadi orang yang bertakwa.
"Aku doa ... in ya Bunda biar dagangannya laku", ... kembali terngiang ditelingaku ..... Insya Allah nak. Kalau kalian rajin berdoa tentu bisa, dan doa kalian selalu memberikan energi luar biasa bagi Ayah Bunda untuk memberikan yang terbaik buat kalian.
Wassalam
Thomy
Langganan:
Postingan (Atom)