Hari sabtu sewaktu belanja kita dapat informasi bahwa pihak manajemen rabbani depok melakukan sidak ke toko ”papa” (nama samaran padahal nama aslinya bunda). Itu toko yang sebelumnya tak ceritain bikin harga seenaknya & ngaku sempalannya toko ”khansa”.
Usut punya usut, ternyata memang toko itu betul agen rabbani depok, cuman ndaftarnya untuk daerah bojong (kalau waktu itu ndaftar utk ITC Depok jelas enggak boleh, karena sudah ada ”khansa”). Yang lebih heran lagi, disana tersedia produk-produk yang di rabaninya sendiri (cabang depok tempat toko tersebut terdaftar) tidak ada (kata rabbaninya), nah loh.
Wis biarin ajah (pakai h), itu urusannya prinsipal (rabbaninya), dan toh bisa saja pinsipal gagal memprotect para agennya. Jadi apapun hasilnya urusan kita bagaimana majuin toko kita bahkan seandainya toko tersebut berada head to head dengan toko kita.
Strategi perang harga jelas bukan pilihan, strategi keunggulan produk, jelas enggak mungkin karena barangnya sama (kalau sama2 asli loh he..he...). Udah enggak usah ikut pusing, biar kita yang mikirin, gimana cara memenangkan permainan ini dengan elegan. (cara-cara yang baik tentu saja), kita tunggu saja nanti, biar angka-angka yang akan berbicara
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" satu-satunya agen resmi Rabbani ITC Depok
Selasa, 12 Juli 2011
Tokonya Sama 1
Dua konsumen berbeda bilang kalau ditoko sebelah kasih diskon 10 - 15%, begitu laporan dari manajer toko merangkap spg & kasir kepada Bos Khansa. Udah gitu toko sebelah ngaku ke konsumen tokonya sama dengan toko kita, nah loh …. Padahal namanya jelas beda, toko kita namanya “Khansa” toko sebelah namanya “Papa” (itu nama samaran, padahal aslinya Bunda)
Ah biasa ajah (pakai h), bisa jadi itu akal-akalannya konsumen biar dapet diskon, tapi bisa jadi yang dikatakan konsumen itu bener, buat menangin persaingan bisnis segala macem cara dilakukan, bisa banting harga sampai ngaku-ngaku tokonya sama, bisa jadi pemiliknya juga enggak tahu bahwa disitu sudah ada "khansa" karena enggak pernah dateng ke toko misalnya dll. Oh ya yang modal pasang iklan cuman kita doang (jadi numpang ngetop de..) ….. ah rejeki enggak kemana
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" satu-satunya agen resmi Rabbani ITC Depok
Ah biasa ajah (pakai h), bisa jadi itu akal-akalannya konsumen biar dapet diskon, tapi bisa jadi yang dikatakan konsumen itu bener, buat menangin persaingan bisnis segala macem cara dilakukan, bisa banting harga sampai ngaku-ngaku tokonya sama, bisa jadi pemiliknya juga enggak tahu bahwa disitu sudah ada "khansa" karena enggak pernah dateng ke toko misalnya dll. Oh ya yang modal pasang iklan cuman kita doang (jadi numpang ngetop de..) ….. ah rejeki enggak kemana
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" satu-satunya agen resmi Rabbani ITC Depok
Selasa, 10 Mei 2011
DAN HASRATPUN MENJADI NYATA
1. Tetapkan dalam pikiran keinginan Anda secara spesifik.
2. Tetapkan dengan pasti usaha dan pengorbanan yang akan Anda tempuh demi memperoleh keinginan Anda (Ndak ada yang gratis toh)
3. Pastikan tenggat waktu kapan Anda harus mencapainya.
4. Susunlah secara pasti rencana untuk mewujudkan keinginan Anda.
5. Tulislah sebuah pernyataan yang singkat dan jelas tentang keinginan Anda, tenggat waktu pencapaian, upaya yang akan dilakukan dan jelaskan rencana yang akan Anda wujudkan.
6. Bacalah pernyataan tersebut 2 kali sehari pada malam hari saat istirahat dan pagi hari saat bangun tidur. SAAT ANDA MEMBACANYA BAYANGKAN DAN RASAKAN BAHWA ANDA SUDAH MEMILIKI APA YANG ANDA INGINKAN.
7. Jangan lupa tetap berdoa dan berusaha ...
Semoga kesuksesan bersama Anda, diterjemahkan secara bebas dari Think & Grow Rich .....
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya
2. Tetapkan dengan pasti usaha dan pengorbanan yang akan Anda tempuh demi memperoleh keinginan Anda (Ndak ada yang gratis toh)
3. Pastikan tenggat waktu kapan Anda harus mencapainya.
4. Susunlah secara pasti rencana untuk mewujudkan keinginan Anda.
5. Tulislah sebuah pernyataan yang singkat dan jelas tentang keinginan Anda, tenggat waktu pencapaian, upaya yang akan dilakukan dan jelaskan rencana yang akan Anda wujudkan.
6. Bacalah pernyataan tersebut 2 kali sehari pada malam hari saat istirahat dan pagi hari saat bangun tidur. SAAT ANDA MEMBACANYA BAYANGKAN DAN RASAKAN BAHWA ANDA SUDAH MEMILIKI APA YANG ANDA INGINKAN.
7. Jangan lupa tetap berdoa dan berusaha ...
Semoga kesuksesan bersama Anda, diterjemahkan secara bebas dari Think & Grow Rich .....
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya
Selasa, 30 November 2010
Jenis kelamin parfum
Seorang kawan karena kehabisan parfum kesukaannya, iseng memakai parfum anak gadisnya. Ah yang penting wangi gak bau kringet dalam hatinya. Ketika dia pergi ke sebuah bank dan bertemu CS yg dia kenal, sang CS pun tersenyum-seyum geli sambil nanya “ Mas, pakai parfum apa sih … masa mahluk berkumis pakai parfum feminine? Kawan sayapun tersenyum kecut …. Asem tenan, ternyata parfum pun punya jenis kelamin he..he…
Ini berkaitan dengan segmentasi produk yang mau kita sasar, seperti diatas aroma untuk laki-laki dan untuk perempuan juga punya cirinya. Seperti juga kerudung, bagi yang berjiwa muda dan dinamis, lebih cocok pakai rabbani yang berbahan kaos, bagi yang mau tampil elegan bisa memakai kerudung paris atau permata.
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya
Ini berkaitan dengan segmentasi produk yang mau kita sasar, seperti diatas aroma untuk laki-laki dan untuk perempuan juga punya cirinya. Seperti juga kerudung, bagi yang berjiwa muda dan dinamis, lebih cocok pakai rabbani yang berbahan kaos, bagi yang mau tampil elegan bisa memakai kerudung paris atau permata.
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya
Sabtu, 27 November 2010
BUNTUTKU BEKU
Suatu hari seorang kawan sedang asik menikmati minuman di sebuah kafe sambil menunggu temannya. Entah kenapa pengunjung di kafe tersebut yang mayoritas laki-laki sering melirik ke arah teman saya. Tentu saja kawan saya jadi salah tingkah campur heran, apa ada yang salah dengan dirinya.
Tak berapa lama teman yang ditunggupun datang, usut punya usut ternyata kafe tersebut sering dijadikan tempat ngumpul para gay dengan ciri khas memakai jam tangan di tangan kanan, persis seperti yang biasa kawan saya lakukan. Kurang asem, dalam hati kawan saya ngomel-ngomel, karena ngebayangin kalau dirinya dikira anggota baru.
Jadi pembaca, untuk mengenalkan sesuatu memang diperlukan "penanda" agar lingkungannya mengetahui. Demikian juka produk makanan kami yang mengkhususkan bergerak di makanan beku, bisa saja kami namain satu-satu per produk, seperti buntut beku ... daging rendang beku .... iga beku .... dsb.
Nah produk-produk itu semua kami kelompokkan menjadi satu brand yaitu planet beku ... agar ketika suatu saat ketika tamu bertandang kerumah Anda dan berkomentar wah Anda pintar sekali memasak .... dengan senyum Anda jawab, oh ini Planet Beku yang masakin .... he...he...
Jaka Sembung bawa nampan ... enggak nyambung kan ...
-------------------------------------
Menu Lezat di Saat Tepat ? hanya ada di PLANET BEKU (RAJANYA MAKANAN BEKU)
Tak berapa lama teman yang ditunggupun datang, usut punya usut ternyata kafe tersebut sering dijadikan tempat ngumpul para gay dengan ciri khas memakai jam tangan di tangan kanan, persis seperti yang biasa kawan saya lakukan. Kurang asem, dalam hati kawan saya ngomel-ngomel, karena ngebayangin kalau dirinya dikira anggota baru.
Jadi pembaca, untuk mengenalkan sesuatu memang diperlukan "penanda" agar lingkungannya mengetahui. Demikian juka produk makanan kami yang mengkhususkan bergerak di makanan beku, bisa saja kami namain satu-satu per produk, seperti buntut beku ... daging rendang beku .... iga beku .... dsb.
Nah produk-produk itu semua kami kelompokkan menjadi satu brand yaitu planet beku ... agar ketika suatu saat ketika tamu bertandang kerumah Anda dan berkomentar wah Anda pintar sekali memasak .... dengan senyum Anda jawab, oh ini Planet Beku yang masakin .... he...he...
Jaka Sembung bawa nampan ... enggak nyambung kan ...
-------------------------------------
Menu Lezat di Saat Tepat ? hanya ada di PLANET BEKU (RAJANYA MAKANAN BEKU)
Jumat, 19 November 2010
Menjemput Rizki-Mu dengan SkenarioNya yang Sempurna
Oleh Mukti Amini
Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/mukti-amini-menjemput-rizki-mu-dengan-skenarionya-yang-sempurna.htm
Sebagai seorang pegawai negeri, dengan gaji yang sudah tertakar, kadang aku merasa keyakinanku bahwa Allah itu Rozzak jadi agak terkontaminasi. Rasanya, berbeda halnya jika jadi pedagang yang hari demi hari dinanti dengan debar-debar, apakah dagangannya laku atau tidak, sehingga rezeki yang mengalir dari Allah terasa begitu indahnya .
Juga lain halnya saat aku jadi mahasiswa dulu, yang harus menghidupi dirinya sendiri di ibukota yang keras. Rasanya betul-betul konsep tawakkal pada 'jatah' yang Allah berikan itu terasa hari demi hari. Tetapi, subhanallah.. dalam kurun waktu itu hampir aku tidak pernah berhutang, meski jelas tidak bisa dibilang hidup berlebih, alias sangat pas-pasan :)
Sekelumit kisah tentang betapa Allah selalu mencukupi hamba-Nya adalah saat semester akhir kuliahku. Kala itu adalah masa2 dimana teman2 putriku banyak yang mulai melepas masa lajangnya. Aku, yang waktu itu menikah belakangan (belum laku2, hehe), tentu sangat menyempatkan diri untuk datang ke walimah teman2 ini. Nah, namanya juga sekolah kedinasan dengan mahasiswa dari seluruh pelosok tanah air, tempat walimah tentu di kampung asal mereka. Jadilah aku jalan-jalan ke sana kemari, dengan biaya sendiri.
Padahal, seringkali undangan walimah itu datang justru saat kantongku sedang benar-benar bokek, uang yang ada hanya cukup untuk ongkos transport PP saja. Tak bersisa lagi untuk ongkos hidup selanjutnya di Jakarta. Tapi, bidznil_Lah, biasanya aku nekat berangkat. Selain menyadari bahwa menghadiri undangan hukumnya wajib, juga karena aku berpikir: "Kapan lagi aku akan bertemu sahabatku ini, setelah nikah pasti sudah diboyong suaminya jauh ke luar kota".
Dan.. Subhanallah, heran sungguh heran... setelah pulang ke Jakarta, adaaaa saja rezeki itu datang, dari arah yang tak kusangka. Benarlah kata Nabi Saw, bahwa silaturrahim itu antara lain akan membuka pintu rezeki :)
Kisah lain kudapat dari bapakku. Sebagai pegawai negeri dengan 6 anak, bapak dan ibu merasa gaji PNS tak akan cukup untuk membiayai kami. Jadilah mereka berdagang kain batik pada hari Minggu, biasanya 2 pekan sekali. Ini terjadi sejak aku kecil sampai kira-kira aku lulus SD. Kain batik itu diambil dari mbah Ashari, salah satu pengusaha batik yang eksis di kotaku, masih saudara jauh juga dengan ibu.
Bapak dan ibu biasa memasarkan kain ini ke Kebumen, kota tetangga, menyalurkan ke beberapa toko pakaian disana. Kadang bapak/ibu berangkat juga di luar jadwal jika memang ada pesanan yang mendesak harus segera dikirim. Tentu semua itu dilakukan dengan naik bis umum. Jangankan punya mobil pribadi, satu-satunya motor yang bapak punya pun beliau beli dengan kondisi second.
Aku masih ingat, kain pembungkus batik itu adalah 4 buah karung bekas terigu segitiga biru yang disambung-sambung dengan jahitan oleh ibu, yang kami sebut 'walun'. Jika akan berangkat ke Kebumen, walun digelar, 1-2 kodi kain batik (jarik) diletakkan, lalu ujung-ujung walun dibuat simpul di atas. Tinggal digendong. Beratnya, masya Allah! Kayaknya lebih berat dari badanku waktu itu. Tapi bapak ibu tak pernah mengeluh, tetap membawa walun berisi kain itu, dengan senyum :)
Suatu hari kerja sepulang kantor, siang-siang terik bapak pergi ke Kebumen dengan semangat karena ada pesanan khusus dari salah satu toko Cina, Sun Ing. Saat itu bapak membawa kain batik dengan corak yang serupa (tidak beragam) beberapa puluh, sesuai pesanan. Sesampai di toko Sun Ing, dengan mohon maaf si engkoh itu bilang bahwa pesanan dibatalkan karena yang pesan kain itu ke dia juga membatalkan. Bapak hanya bisa bingung. Ongkos PP Purworejo-Kebumen cukup banyak untuk ukuran kami waktu itu, sementara dagangan tidak jadi laku. Jadi bukannya dapat untung, malah buntung :(
Tapi, bapak tak menyerah. Dia mencoba tawarkan kain-kain batik itu ke toko-toko lain yang selama ini sudah jadi langganan. Sayang, semua toko itu menolak, karena selain stok masih banyak, motif yang dibawa pun secorak semua sehingga diperkirakan susah laku.
Hari makin sore. Kain-kain batik itu tetap utuh, tak berkurang satu pun. Dengan gontai bapak menggendong walun, melangkah menuju terminal bis, memutuskan untuk pulang saja, karena jika kemalaman malah akan sulit mendapatkan bis untuk pulang. Di dalam bis bapak memilih duduk di barisan paling belakang, dan meletakkan bungkusan walun itu di depan kakinya, duduk dalam diam bersimbah peluh sambil menunggu bis diberangkatkan.
Naiklah seorang lelaki muda ke dalam bis, dan duduk di samping bapak. Layaknya orang jawa, basa-basi percakapan segera terjadi. Setelah saling memperkenalkan diri, demi melihat bungkusan besar di depan kaki bapak, lelaki itu bertanya "Niki nopo njih, Pak?" (ini apa, Pak?)
Bapak menjawab "O, niki jarik" (Oh, ini kain batik)
"Mau dibawa kemana pak?"
"Mau saya bawa pulang. Tadi saya bawa ke toko yang pesan tapi ternyata dibatalkan pesanannya"
"Boleh saya lihat-lihat pak?"
"Nggih mangga. Tapi ini kainnya secorak semua kok dik, wong pesenannya begitu"
"Wah kebetulan sanget pak. Saya justru lagi nyari seragam jarik, untuk ibu-ibu yang pada mau lomba. Dari tadi sampun muter2 belum dapet corak yang cocok. Sini-sini pak, saya lihat, saya jadi penasaran"
Bapak kaget campur bingung, segera membuka walun itu tapi belum berani berharap banyak. Lalu, lelaki itu melihat kain-kain batik yang dibawa bapak, dan ternyata ,"Wah, cocok saya pak sama coraknya. Harganya berapa pak? Kalau miring, saya mau ambil semua"
Bapak terlonjak kaget, lalu menyebutkan harganya, yang tentu cukup miring karena harga 'agen'.
Dan, di sore yang hampir redup itu, terjadilah transaksi penjualan kain batik di bis umum antara seorang bapak dan lelaki muda.
Walun pembungkus kain yang kini telah kosong itu dilipat bapak, didekapkan ke dadanya sambil mrebes mili (menitikkan air mata), dan berkata lirih, "Alhamdulillah... Gusti Allah, matur suwun sanget. Panjenengan mboten rila kula cuwa" (Alhamdulillah. Ya Allah terima kasih, Engkau tidak rela jika aku kecewa).
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya
Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/mukti-amini-menjemput-rizki-mu-dengan-skenarionya-yang-sempurna.htm
Sebagai seorang pegawai negeri, dengan gaji yang sudah tertakar, kadang aku merasa keyakinanku bahwa Allah itu Rozzak jadi agak terkontaminasi. Rasanya, berbeda halnya jika jadi pedagang yang hari demi hari dinanti dengan debar-debar, apakah dagangannya laku atau tidak, sehingga rezeki yang mengalir dari Allah terasa begitu indahnya .
Juga lain halnya saat aku jadi mahasiswa dulu, yang harus menghidupi dirinya sendiri di ibukota yang keras. Rasanya betul-betul konsep tawakkal pada 'jatah' yang Allah berikan itu terasa hari demi hari. Tetapi, subhanallah.. dalam kurun waktu itu hampir aku tidak pernah berhutang, meski jelas tidak bisa dibilang hidup berlebih, alias sangat pas-pasan :)
Sekelumit kisah tentang betapa Allah selalu mencukupi hamba-Nya adalah saat semester akhir kuliahku. Kala itu adalah masa2 dimana teman2 putriku banyak yang mulai melepas masa lajangnya. Aku, yang waktu itu menikah belakangan (belum laku2, hehe), tentu sangat menyempatkan diri untuk datang ke walimah teman2 ini. Nah, namanya juga sekolah kedinasan dengan mahasiswa dari seluruh pelosok tanah air, tempat walimah tentu di kampung asal mereka. Jadilah aku jalan-jalan ke sana kemari, dengan biaya sendiri.
Padahal, seringkali undangan walimah itu datang justru saat kantongku sedang benar-benar bokek, uang yang ada hanya cukup untuk ongkos transport PP saja. Tak bersisa lagi untuk ongkos hidup selanjutnya di Jakarta. Tapi, bidznil_Lah, biasanya aku nekat berangkat. Selain menyadari bahwa menghadiri undangan hukumnya wajib, juga karena aku berpikir: "Kapan lagi aku akan bertemu sahabatku ini, setelah nikah pasti sudah diboyong suaminya jauh ke luar kota".
Dan.. Subhanallah, heran sungguh heran... setelah pulang ke Jakarta, adaaaa saja rezeki itu datang, dari arah yang tak kusangka. Benarlah kata Nabi Saw, bahwa silaturrahim itu antara lain akan membuka pintu rezeki :)
Kisah lain kudapat dari bapakku. Sebagai pegawai negeri dengan 6 anak, bapak dan ibu merasa gaji PNS tak akan cukup untuk membiayai kami. Jadilah mereka berdagang kain batik pada hari Minggu, biasanya 2 pekan sekali. Ini terjadi sejak aku kecil sampai kira-kira aku lulus SD. Kain batik itu diambil dari mbah Ashari, salah satu pengusaha batik yang eksis di kotaku, masih saudara jauh juga dengan ibu.
Bapak dan ibu biasa memasarkan kain ini ke Kebumen, kota tetangga, menyalurkan ke beberapa toko pakaian disana. Kadang bapak/ibu berangkat juga di luar jadwal jika memang ada pesanan yang mendesak harus segera dikirim. Tentu semua itu dilakukan dengan naik bis umum. Jangankan punya mobil pribadi, satu-satunya motor yang bapak punya pun beliau beli dengan kondisi second.
Aku masih ingat, kain pembungkus batik itu adalah 4 buah karung bekas terigu segitiga biru yang disambung-sambung dengan jahitan oleh ibu, yang kami sebut 'walun'. Jika akan berangkat ke Kebumen, walun digelar, 1-2 kodi kain batik (jarik) diletakkan, lalu ujung-ujung walun dibuat simpul di atas. Tinggal digendong. Beratnya, masya Allah! Kayaknya lebih berat dari badanku waktu itu. Tapi bapak ibu tak pernah mengeluh, tetap membawa walun berisi kain itu, dengan senyum :)
Suatu hari kerja sepulang kantor, siang-siang terik bapak pergi ke Kebumen dengan semangat karena ada pesanan khusus dari salah satu toko Cina, Sun Ing. Saat itu bapak membawa kain batik dengan corak yang serupa (tidak beragam) beberapa puluh, sesuai pesanan. Sesampai di toko Sun Ing, dengan mohon maaf si engkoh itu bilang bahwa pesanan dibatalkan karena yang pesan kain itu ke dia juga membatalkan. Bapak hanya bisa bingung. Ongkos PP Purworejo-Kebumen cukup banyak untuk ukuran kami waktu itu, sementara dagangan tidak jadi laku. Jadi bukannya dapat untung, malah buntung :(
Tapi, bapak tak menyerah. Dia mencoba tawarkan kain-kain batik itu ke toko-toko lain yang selama ini sudah jadi langganan. Sayang, semua toko itu menolak, karena selain stok masih banyak, motif yang dibawa pun secorak semua sehingga diperkirakan susah laku.
Hari makin sore. Kain-kain batik itu tetap utuh, tak berkurang satu pun. Dengan gontai bapak menggendong walun, melangkah menuju terminal bis, memutuskan untuk pulang saja, karena jika kemalaman malah akan sulit mendapatkan bis untuk pulang. Di dalam bis bapak memilih duduk di barisan paling belakang, dan meletakkan bungkusan walun itu di depan kakinya, duduk dalam diam bersimbah peluh sambil menunggu bis diberangkatkan.
Naiklah seorang lelaki muda ke dalam bis, dan duduk di samping bapak. Layaknya orang jawa, basa-basi percakapan segera terjadi. Setelah saling memperkenalkan diri, demi melihat bungkusan besar di depan kaki bapak, lelaki itu bertanya "Niki nopo njih, Pak?" (ini apa, Pak?)
Bapak menjawab "O, niki jarik" (Oh, ini kain batik)
"Mau dibawa kemana pak?"
"Mau saya bawa pulang. Tadi saya bawa ke toko yang pesan tapi ternyata dibatalkan pesanannya"
"Boleh saya lihat-lihat pak?"
"Nggih mangga. Tapi ini kainnya secorak semua kok dik, wong pesenannya begitu"
"Wah kebetulan sanget pak. Saya justru lagi nyari seragam jarik, untuk ibu-ibu yang pada mau lomba. Dari tadi sampun muter2 belum dapet corak yang cocok. Sini-sini pak, saya lihat, saya jadi penasaran"
Bapak kaget campur bingung, segera membuka walun itu tapi belum berani berharap banyak. Lalu, lelaki itu melihat kain-kain batik yang dibawa bapak, dan ternyata ,"Wah, cocok saya pak sama coraknya. Harganya berapa pak? Kalau miring, saya mau ambil semua"
Bapak terlonjak kaget, lalu menyebutkan harganya, yang tentu cukup miring karena harga 'agen'.
Dan, di sore yang hampir redup itu, terjadilah transaksi penjualan kain batik di bis umum antara seorang bapak dan lelaki muda.
Walun pembungkus kain yang kini telah kosong itu dilipat bapak, didekapkan ke dadanya sambil mrebes mili (menitikkan air mata), dan berkata lirih, "Alhamdulillah... Gusti Allah, matur suwun sanget. Panjenengan mboten rila kula cuwa" (Alhamdulillah. Ya Allah terima kasih, Engkau tidak rela jika aku kecewa).
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya
Langganan:
Postingan (Atom)