HAPPY FAMILY

Selasa, 30 November 2010

Jenis kelamin parfum

Seorang kawan karena kehabisan parfum kesukaannya, iseng memakai parfum anak gadisnya. Ah yang penting wangi gak bau kringet dalam hatinya. Ketika dia pergi ke sebuah bank dan bertemu CS yg dia kenal, sang CS pun tersenyum-seyum geli sambil nanya “ Mas, pakai parfum apa sih … masa mahluk berkumis pakai parfum feminine? Kawan sayapun tersenyum kecut …. Asem tenan, ternyata parfum pun punya jenis kelamin he..he…

Ini berkaitan dengan segmentasi produk yang mau kita sasar, seperti diatas aroma untuk laki-laki dan untuk perempuan juga punya cirinya. Seperti juga kerudung, bagi yang berjiwa muda dan dinamis, lebih cocok pakai rabbani yang berbahan kaos, bagi yang mau tampil elegan bisa memakai kerudung paris atau permata.

--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya

Sabtu, 27 November 2010

BUNTUTKU BEKU

Suatu hari seorang kawan sedang asik menikmati minuman di sebuah kafe sambil menunggu temannya. Entah kenapa pengunjung di kafe tersebut yang mayoritas laki-laki sering melirik ke arah teman saya. Tentu saja kawan saya jadi salah tingkah campur heran, apa ada yang salah dengan dirinya.

Tak berapa lama teman yang ditunggupun datang, usut punya usut ternyata kafe tersebut sering dijadikan tempat ngumpul para gay dengan ciri khas memakai jam tangan di tangan kanan, persis seperti yang biasa kawan saya lakukan. Kurang asem, dalam hati kawan saya ngomel-ngomel, karena ngebayangin kalau dirinya dikira anggota baru.

Jadi pembaca, untuk mengenalkan sesuatu memang diperlukan "penanda" agar lingkungannya mengetahui. Demikian juka produk makanan kami yang mengkhususkan bergerak di makanan beku, bisa saja kami namain satu-satu per produk, seperti buntut beku ... daging rendang beku .... iga beku .... dsb.

Nah produk-produk itu semua kami kelompokkan menjadi satu brand yaitu planet beku ... agar ketika suatu saat ketika tamu bertandang kerumah Anda dan berkomentar wah Anda pintar sekali memasak .... dengan senyum Anda jawab, oh ini Planet Beku yang masakin .... he...he...

Jaka Sembung bawa nampan ... enggak nyambung kan ...

-------------------------------------
Menu Lezat di Saat Tepat ? hanya ada di PLANET BEKU (RAJANYA MAKANAN BEKU)

Jumat, 19 November 2010

Menjemput Rizki-Mu dengan SkenarioNya yang Sempurna

Oleh Mukti Amini

Sumber : http://www.eramuslim.com/oase-iman/mukti-amini-menjemput-rizki-mu-dengan-skenarionya-yang-sempurna.htm

Sebagai seorang pegawai negeri, dengan gaji yang sudah tertakar, kadang aku merasa keyakinanku bahwa Allah itu Rozzak jadi agak terkontaminasi. Rasanya, berbeda halnya jika jadi pedagang yang hari demi hari dinanti dengan debar-debar, apakah dagangannya laku atau tidak, sehingga rezeki yang mengalir dari Allah terasa begitu indahnya .

Juga lain halnya saat aku jadi mahasiswa dulu, yang harus menghidupi dirinya sendiri di ibukota yang keras. Rasanya betul-betul konsep tawakkal pada 'jatah' yang Allah berikan itu terasa hari demi hari. Tetapi, subhanallah.. dalam kurun waktu itu hampir aku tidak pernah berhutang, meski jelas tidak bisa dibilang hidup berlebih, alias sangat pas-pasan :)

Sekelumit kisah tentang betapa Allah selalu mencukupi hamba-Nya adalah saat semester akhir kuliahku. Kala itu adalah masa2 dimana teman2 putriku banyak yang mulai melepas masa lajangnya. Aku, yang waktu itu menikah belakangan (belum laku2, hehe), tentu sangat menyempatkan diri untuk datang ke walimah teman2 ini. Nah, namanya juga sekolah kedinasan dengan mahasiswa dari seluruh pelosok tanah air, tempat walimah tentu di kampung asal mereka. Jadilah aku jalan-jalan ke sana kemari, dengan biaya sendiri.

Padahal, seringkali undangan walimah itu datang justru saat kantongku sedang benar-benar bokek, uang yang ada hanya cukup untuk ongkos transport PP saja. Tak bersisa lagi untuk ongkos hidup selanjutnya di Jakarta. Tapi, bidznil_Lah, biasanya aku nekat berangkat. Selain menyadari bahwa menghadiri undangan hukumnya wajib, juga karena aku berpikir: "Kapan lagi aku akan bertemu sahabatku ini, setelah nikah pasti sudah diboyong suaminya jauh ke luar kota".

Dan.. Subhanallah, heran sungguh heran... setelah pulang ke Jakarta, adaaaa saja rezeki itu datang, dari arah yang tak kusangka. Benarlah kata Nabi Saw, bahwa silaturrahim itu antara lain akan membuka pintu rezeki :)

Kisah lain kudapat dari bapakku. Sebagai pegawai negeri dengan 6 anak, bapak dan ibu merasa gaji PNS tak akan cukup untuk membiayai kami. Jadilah mereka berdagang kain batik pada hari Minggu, biasanya 2 pekan sekali. Ini terjadi sejak aku kecil sampai kira-kira aku lulus SD. Kain batik itu diambil dari mbah Ashari, salah satu pengusaha batik yang eksis di kotaku, masih saudara jauh juga dengan ibu.

Bapak dan ibu biasa memasarkan kain ini ke Kebumen, kota tetangga, menyalurkan ke beberapa toko pakaian disana. Kadang bapak/ibu berangkat juga di luar jadwal jika memang ada pesanan yang mendesak harus segera dikirim. Tentu semua itu dilakukan dengan naik bis umum. Jangankan punya mobil pribadi, satu-satunya motor yang bapak punya pun beliau beli dengan kondisi second.

Aku masih ingat, kain pembungkus batik itu adalah 4 buah karung bekas terigu segitiga biru yang disambung-sambung dengan jahitan oleh ibu, yang kami sebut 'walun'. Jika akan berangkat ke Kebumen, walun digelar, 1-2 kodi kain batik (jarik) diletakkan, lalu ujung-ujung walun dibuat simpul di atas. Tinggal digendong. Beratnya, masya Allah! Kayaknya lebih berat dari badanku waktu itu. Tapi bapak ibu tak pernah mengeluh, tetap membawa walun berisi kain itu, dengan senyum :)

Suatu hari kerja sepulang kantor, siang-siang terik bapak pergi ke Kebumen dengan semangat karena ada pesanan khusus dari salah satu toko Cina, Sun Ing. Saat itu bapak membawa kain batik dengan corak yang serupa (tidak beragam) beberapa puluh, sesuai pesanan. Sesampai di toko Sun Ing, dengan mohon maaf si engkoh itu bilang bahwa pesanan dibatalkan karena yang pesan kain itu ke dia juga membatalkan. Bapak hanya bisa bingung. Ongkos PP Purworejo-Kebumen cukup banyak untuk ukuran kami waktu itu, sementara dagangan tidak jadi laku. Jadi bukannya dapat untung, malah buntung :(

Tapi, bapak tak menyerah. Dia mencoba tawarkan kain-kain batik itu ke toko-toko lain yang selama ini sudah jadi langganan. Sayang, semua toko itu menolak, karena selain stok masih banyak, motif yang dibawa pun secorak semua sehingga diperkirakan susah laku.

Hari makin sore. Kain-kain batik itu tetap utuh, tak berkurang satu pun. Dengan gontai bapak menggendong walun, melangkah menuju terminal bis, memutuskan untuk pulang saja, karena jika kemalaman malah akan sulit mendapatkan bis untuk pulang. Di dalam bis bapak memilih duduk di barisan paling belakang, dan meletakkan bungkusan walun itu di depan kakinya, duduk dalam diam bersimbah peluh sambil menunggu bis diberangkatkan.

Naiklah seorang lelaki muda ke dalam bis, dan duduk di samping bapak. Layaknya orang jawa, basa-basi percakapan segera terjadi. Setelah saling memperkenalkan diri, demi melihat bungkusan besar di depan kaki bapak, lelaki itu bertanya "Niki nopo njih, Pak?" (ini apa, Pak?)

Bapak menjawab "O, niki jarik" (Oh, ini kain batik)

"Mau dibawa kemana pak?"

"Mau saya bawa pulang. Tadi saya bawa ke toko yang pesan tapi ternyata dibatalkan pesanannya"

"Boleh saya lihat-lihat pak?"

"Nggih mangga. Tapi ini kainnya secorak semua kok dik, wong pesenannya begitu"

"Wah kebetulan sanget pak. Saya justru lagi nyari seragam jarik, untuk ibu-ibu yang pada mau lomba. Dari tadi sampun muter2 belum dapet corak yang cocok. Sini-sini pak, saya lihat, saya jadi penasaran"

Bapak kaget campur bingung, segera membuka walun itu tapi belum berani berharap banyak. Lalu, lelaki itu melihat kain-kain batik yang dibawa bapak, dan ternyata ,"Wah, cocok saya pak sama coraknya. Harganya berapa pak? Kalau miring, saya mau ambil semua"

Bapak terlonjak kaget, lalu menyebutkan harganya, yang tentu cukup miring karena harga 'agen'.

Dan, di sore yang hampir redup itu, terjadilah transaksi penjualan kain batik di bis umum antara seorang bapak dan lelaki muda.

Walun pembungkus kain yang kini telah kosong itu dilipat bapak, didekapkan ke dadanya sambil mrebes mili (menitikkan air mata), dan berkata lirih, "Alhamdulillah... Gusti Allah, matur suwun sanget. Panjenengan mboten rila kula cuwa" (Alhamdulillah. Ya Allah terima kasih, Engkau tidak rela jika aku kecewa).
--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya

Senin, 08 November 2010

CUKUP SUDAH

Yaa Allah kami mohon ampun apabila selama ini kami telah banyak berbuat dosa hingga membuat Engkau murka.

Ampunkan kami Ya Allah, ampunkan saudara-saudara kami di Wasior, Mentawai dan Merapi. cukup sudah Ya Allah penderitaan ini, tanpa Ampunan Mu, apalah daya kami untuk menghadapi.

--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya

Selasa, 02 November 2010

Inspirasi Usaha : Menu Lezat Tanpa Batas Ruang dan Waktu

Oleh Muhaimin Iqbal (www.geraidinar.com)
Kamis, 12 August 2010 06:01

Ada dua makanan yang menurut saya sendiri sangat lezat di daerah Jakarta dan sekitarnya. Pertama adalah sop kaki kambing di sebuah restaurant arab di Jalan Raden Saleh. Saking lezatnya sop kaki kambing yang satu ini, tamu-tamu arab yang saya ajak makan disini pada keheranan – karena menurut mereka di arab sendiri tidak ada sop kaki kambing yang seenak ini. Bahkan ketika mereka balik kenegaranya, mereka pada cerita bahwa di Jakarta ada sop kaki kambing yang sangat lezat – maka bertambahlah orang-orang arab manca negara yang mengenal restaurant ini dari waktu ke waktu.

Satu lagi adalah sop sapi dari restaurant kecil di dekat taman buah Mekarsari. Saking banyaknya penggemar sop sapi dari warung nasi ini – mereka hanya buka sekitar 3 jam setiap harinya yaitu jam makan siang 11-14. Sebelum jam 11 mereka belum buka, setelah jam 14 – dagangannya habis. Hari Sabtu dan Ahad mereka tutup karena nampaknya mereka hanya mentarget orang kantoran dan pabrik di sepanjang jalan alternatif Cibubur sampai Jonggol.

Betapa-pun lezatnya, saya tidak bisa sering-sering makan kedua sop ini – karena terkendala oleh dua hal yaitu ruang dan waktu. Diperlukan perjalanan mobil 1.5 – 3 jam (tergantung kemacetan Jakarta) dari rumah saya untuk sampai Raden Saleh tempat restaurant sop kaki kambing tersebut berada. Jadi saya hanya makan di restaurant ini bila sedang menghormati tamu-tamu arab saya.

Demikian pula hal-nya dengan sop sapi dari warung nasi dekat Mekarsari tersebut, saya hanya makan sop sapi yang istimewa ini bila sedang berada di daerah tersebut pada saat jam makan siang. Wal hasil kedua sop yang sangat lezat ini jarang sekali bisa saya nikmati karena kendala ruang dan waktu tersebut diatas.

Di waktu sahur hari-hari pertama bulan Ramadhan seperti ini (saat tulisan ini saya buat), rasanya akan sangat enak kalau bisa makan salah satu dari sop tersebut – tetapi apa boleh buat lokasi keduanya sangat jauh dan pasti mereka tidak buka pada jam sahur begini.

Namun alhamdulillah, sudah sekitar 10 bulan ini para peserta Pesantren Wirausaha angkatan I bekerja keras untuk memecahkan masalah kendala ruang dan waktu tersebut diatas. Hasilnya adalah project Planet Beku yang insyallah siap trial-run di bulan Ramadhan ini juga.

Prinsipnya sederhana saja, bahwa teknik pembekuan bisa digunakan untuk hampir semua jenis makanan. Selain mudah, teknik ini juga tergolong aman sekali karena tidak menggunakan zat pengawet apapun. Makanan-makanan lezat yang dibekukan, akan dapat dikonsumsi kapanpun dan dimanapun, jadi kendala ruang dan waktu kini telah teratasi melalui teknik pembekuan.

Selama tes pasar ini, insyallah sudah tersedia 8 menu makanan lezat yang bisa dikonsumsi dimanapun dan kapan-pun ( dalam tes masih di sekitar JaBoDeTaBek). Menu-menu tersebut adalah gulai kambing, rendang, sambel goreng ati, sop buntut, sop daging, sop iga, sop jamur dan soto daging. Dibawah ini adalah label kemasan dari produk-produk awal makanan beku dari project Planet Beku ini.

Nampaknya project makanan beku ini adalah sederhana; namun kalau bisa ditangani dengan baik – insyallah akan bisa membawa perubahan besar tidak terbatas pada aspek ekonomi tetapi juga menyangkut aspek sosial masyarakat.

Perubahan di aspek ekonomi yang dapat di trigger oleh project Planet Beku ini antara lain adalah :

1. Masyarakat luas bisa terlibat dalam project ini baik sebagi supplier, distributor, juru masak, penjualan dlsb.

2. Terbukanya peluang untuk ‘buka restaurant’ dengan initial cost yang sangat rendah. Secara harfiah Anda bisa bener-bener punya restaurant dengan masakan-masakan yang lezat tanpa harus memiliki seorang juru masak-pun , karena makanan bisa di supply oleh Planet beku dalam kondisi siap saji.

3. Sebaliknya para jagoan masak, Anda bisa memiliki jaringan restaurant yang sangat luas tanpa harus membuka sendiri satu out-let pun. Yaitu dengan membekukan hasil masakan Anda dan memasarkannya lewat jaringan Planet Beku, maka jadilah makanan olahan Anda menyebar ke berbagai tempat.

4. Petani dan peternak akan memilik akses terhadap pasar yang lebih luas berupa commercial end-user yaitu para juru masak Planet Beku ini.

5. Peluang maju bersama dengan system direct1st , dimana tidak ada satu pihak yang merupakan down-line atau up-line bagi yang lain.

6. Tumbuhnya industri penunjang seperti produsen tas makanan beku, cold-chain distribution dlsb.

7. Dlsb.dlsb.

Aspek sosialnya antara lain adalah :

1. Peluang bagi wanita karir; dia bisa fokus pada keahliannya sebagai dokter, akuntant, programmer, penulis dlsb, tanpa dihantui beban harus bisa memasak enak untuk suami dan anak-anaknya. Makanan lezat yang siap saji selalu bisa disediakan dengan cepat kapan saja dan dimana saja.

2. Pembagian waktu menjadi efektif karena tidak lagi harus berjam-jam di dapur setiap hari untuk masak makanan harian.

3. Peluang ibadah-pun menjadi sama antara laki-laki dan perempuan; yang selama ini di bulan Ramadhan misalnya para ibu rumah tangga sibuk memasak berjam-jam sebelum magrib dan sebelum sahur, maka kini mereka bisa sibuk ibadah yang khusus dengan membaca alqur’an lebih banyak, shalat malam dlsb. karena menyiapkan makanan untuk berbuka dan sahur cukup beberapa menit saja.

4. Berkembangnya spesialisasi yang akan meningkatkan kwalitas dari kebutuhan kita sehari-hari. Ibu-ibu yang tidak biasa masak, bila dia memaksakan diri untuk bisa memasak sop buntut untuk suaminya misalnya, maka ongkosnya akan lebih mahal dan belum tentu enak. Sebaliknya sop buntut yang enak bisa dperoleh dengan mudah dan murah dari jaringan Planet Beku, sehingga waktu dari ibu tersebut bisa lebih difokuskan pada bidang keahliannya.

5. Para pekerja di remote area lebih bisa merasa kerasan di tempat kerjanya karena tetap dapat makan makanan kesukaannya, produktifitas kerjanya-pun insyallah meningkat.

6. Para professional masakan di daerah juga memiliki kesempatan yang sama, karena insyallah project Makanan Beku ini juga akan hadir di kota Anda dalam waktu yang tidak terlalu lama.

7. Dlsb.dlsb.

Meskipun telah 10 bulan disiapkan oleh para peserta Pesantren Wirausaha angkatan I project Planet Beku ini, tentu masih banyak yang perlu penyempurnaan. Namun melihat manfaat dan peluangnya yang sangat luas tersebut, why not Anda juga mencoba produk-produk dari Planet Beku ini – siapa tahu Anda juga dapat berpartisipasi dalam meng-eksplorasi peluang ini kedepan. Insyallah.

--------------------------------------------------------
Rumah Khansa "The Art Of Moslem Wear" menyediakan jilbab Rabbani, Permata's collection, kerudung Paris, Jilbab Bunda Baim, El zoya, Bross perak bakar dan aksesoris lainnya