HAPPY FAMILY

Senin, 30 Maret 2009

Kesulitan Keuangan ? Inilah Sebabnya

1. Kurangnya Rasa Syukur

Tentu kita semua sudah mahfum atas hal ini, cuman terkadang kita tidak menyadarinya, atau juga memang susah kali ya menimbulkan rasa syukur, bisa jadi karena kita lagi jauh sama Yang Di Atas.

Nah kalau ini sebabnya repot dah ….Yang kaya aja kalau enggak bersyukur pasti merasa kekurangan apalagi yang miskin, celaka deh.

2. Enggak Bisa Ngatur Keuangan

Yang ini sama saja, penghasilan banyak tapi diikuti pengeluaran yang banyak pula, malah bisa jadi pengeluaran lebih banyak dari penghasilan. Jadi mulailah belajar mengatur dan merencanakan keuangan Anda, Salah satunya bisa beli Dinar Emas ke kami he..he…..

3. Emang Uangnya Kurang

Bersyukur udah, ngatur keuangan ngerti, tapi kalau enggak ada uangnya ? apanya yang mau diatur ? dan rasa syukur yang bener itu bukannya pasrah begitu aja tapi tetap sambil berusaha, barulah apa yang kita dapat, kita syukuri. Kalau mau berusaha, bisa jadi sub agen kami kok he..he….

Dikutip dari acara spiritual entrepreneurship yang disampaikan Bang Valen (Velentino Dinsi) dengan sedikit modifikasi.

Enggak Rugi Ngutang

Semua orang yang waras sudah tentu ingin merencanakan masa depannya menjadi lebih baik, termasuk dari sisi financial. Masalahnya adalah, media seperti apakah yang menjanjikan masa depan kita menjadi lebih baik ?

Bagi yang tidak suka atau takut berbisnis, maka pilihannya adalah dengan menabung, investasi obligasi/reksadana, asuransi dsb yang tidak memerlukan effort lebih tapi terkesan menjanjikan.

Saya sendiri pernah ikut asuransi + investasi yang terlihat menjanjikan saat itu berupa unit link (saya tidak perlu menyebut providernya). Tapi kenaikan investasi terasa begitu lambat dibanding yang disetorkan, parahnya lagi pada saat terjadi krisis global, nilai unit yang enggak seberapa itu anjlok enggak karu-karuan.

Di satu sisi, saya pernah ngutang koperasi jumlahnya enggak seberapa sih +/- Rp 15 jt an selama 1 th. kalau sama bunganya jadi sekitar Rp. 16 jutaan. Pada saat hampir bersamaan saya membeli 11 dinar emas senilai +/- Rp. 1,1 jt/ dinar atau Rp 12,1 jt/ 11 dinar.

Jadi kalau dari utang dikonversi ke dinar Rp 15 jt - Rp 12,1 jt = sisa Rp. 2,9 jt untuk keperluan lain.
Lah dengan ilustrasi harga dinar pada saat pelunasan hutang +/- Rp 1,5 jt atau pesimisnya Rp 1,4 jt maka nilai dinar saya saat ini adalah 11 X Rp 1,4 jt = Rp. 15,4 juta.

Mari berhitung lagi :

Manfaat yang diterima :
Nilai 11 dinar saat ini + Sisa utang untuk keperluan = Rp. 15,4 jt + Rp. 2,9 jt = Rp. 18,3 jt

Hutang + biaya bunga = Rp 16 jt.

Berarti manfaat lebih saya adalah Rp. 18,3 jt - Rp. 16 jt = Rp. 2,3 jt.

Enggak rugi kan saya ngutang, apalagi kalau ngeliat nasib unit link saya wuah ... jauh ........ Coba kalau saya dulu beli 13 dinar pasti lebih bagus lagi manfaatnya ... eit kita enggak boleh berandai-andai, yang boleh adalah mengambil hikmah dan selalu bersyukur apa yang kita terima ..